Mobilitas ke perkotaan mempunyai suatu harapan, yaitu memperoleh pekerjaan dan harapan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari pada yang diperoleh di pedesaan. Todaro menyebut motif utama tersebut sebagai pertimbangan ekonomi yang rasional. Motivasi tersebut berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Menurut Lee (1966), Todaro (1979), dan Titus (1982) bahwa motivasi seseorang untuk pindah adalah motif ekonomi.
![makalah ekonomi koperasi makalah ekonomi koperasi](https://image.slidesharecdn.com/makalahkoperasisekolah-140528062224-phpapp02/85/makalah-koperasi-sekolah-2-320.jpg)
Bidang-bidang tersebut mudah dimasuki, hanya pengakuan pihak pemerintah masih pincang (Daldjoeni, 1985: 35). Sektor informal ini menjadi semakin banyak dan pekerjaan mereka meliputi perdagangan (pedagang kaki lima), jasa (reparasi, calo), industri (pangan, mebel), angkutan (becak, dokar, ojek), dan bangunan (tukang batu, tukang kayu). Untuk itu pemerintah kota perlu melakukan penertiban.
![makalah ekonomi koperasi makalah ekonomi koperasi](https://docplayer.info/docs-images/44/282944/images/page_1.jpg)
Akibatnya para pejalan kaki marasa tidak nyaman. Keberadaan pedagang kaki lima menempati atau berlokasi di sepanjang trotoar, sehingga tampak semrawut dan tidak teratur. Pedagang kaki lima tumbuh hampir di semua tempat kosong yang dianggap strategis di sekitar pusat-pusat kegiatan tersebut (Rahayu, 2002: 1). Dengan harapan dapat menuai rejeki sebagai pendukung kegiatan-kegiatan inti. Pedagang kaki lima selalu muncul menempel pada pusat-pusat kegiatankegiatan yang sudah ada/jadi sebelumnya. Salah satu sektor informal yang banyak dilirik pada saat ini adalah Pedagang Kaki Lima (Rahayu, 2002: 1).
![makalah ekonomi koperasi makalah ekonomi koperasi](https://d20ohkaloyme4g.cloudfront.net/img/document_thumbnails/c254eb6bf3053890a6a3e6157fa38ec5/thumb_300_425.png)
Pada akhirnya sektor informal menjadi alternatif utama. Padahal jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 25% penduduk Indonesia, atau sekitar 50 juta dari jumlah tersebut. Semakin kecilnya peluang pekerjaan disektor formal yang menampung tenaga kerja mendorong kegiatan/pekerjaan di sektor informal. Latar Belakang Masalah Masalah-masalah yang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya termasuk Indonesia adalah ketenagakerjaan.